Beberapa liga sepakbola berprestise di dunia banyak yang kembali lagi berguling sesudah beberapa saat sangat terpaksa diliburkan karena epidemi virus corona COVID-19 yang makin meluas. 

Tetapi kelihatannya semua pelaksana pertandingan termasuk juga tim-tim yang bermain tidak dapat begitu lama lagi berlibur sebab dampaknya dapat makin banyak. 

Upah pemain, pelatih, sampai staf club waktu lalu saja pernah memiliki masalah hingga ada saran berkaitan pemangkasan upah. Beberapa pemain ikhlas pendapatannya dipotong untuk supaya club berkaitan masih dapat menggaji semua karyawan yang ada. Tetapi sampai berapakah lama hal tersebut berjalan? Pasti tidak dapat kelamaan. 

Serta saat peristiwa epidemi mendapatkan titik surut hal tersebut langsung digunakan oleh tiap pemilik pertandingan untuk bergegas mengawali lagi semua. Ada efek memang. 

Hingga perlu diberi jalan tengah penuntasan agar olah raga paling di cintai publik dunia ini dapat kembali lagi berguling. Cara tersebut ialah "new normal". Masih mengadakan laga tetapi dengan prosedur kesehatan yang ketat. Serta yang sangat penting ialah menghapus kehadiran pemirsa atau supporter di dalam stadion.

Buat tim-tim peserta pertandingan hal tersebut tidak jadi masalah. Demikian pula buat operator liga, pejabat asosiasi sepakbola, serta pemilik stasiun tv. Buat mereka kemungkinan jalannya pertandingan masih nampak sama dengan awalnya. 

Tetapi kelihatannya tidak semacam itu yang dirasa oleh pemain di atas lapangan, juga beberapa pencinta olah raga ini dari terlalu jauh. Tiadanya supporter seperti mereduksi salah satunya bagian menarik sepakbola yang erat hubungannya dengan faktor psikologis.

Sejauh ini juga supporter yang ada di stadion dipandang seperti pemain ke-2 belas. Satu animo begitu berharganya ikut serta supporter untuk memberi suport dengan cara moril pada beberapa pemain.

Tidak terhitung banyaknya keajaiban-keajaiban di dalam laga sepakbola yang dikarenakan oleh peranan kehadiran supporter. Seperti waktu FC Barcelona ketinggalan empat gol tanpa ada balas pada putaran pertama Liga Champion Eropa beberapa tahun kemarin dari team ibukota Prancis, Paris Saint Germain (PSG). 

Kelihatannya El Barca akan tersisih dengan cara membuat malu. Tetapi putaran kedua diadakan di kandang FC Barcelona, Camp Nou, yang berarti mereka berlaga di muka umum fanatik mereka sendiri. 

Agen Togel Online Terbesar Proses Transaksi Terbaik

Suport beberapa supporter bisa menjadi energi penambahan mengagumkan. Serta memang betul, EL Barca lakukan La Remontada atau tindakan comeback yang heroik. Mengalahkan PSG dengan score besar, 6 -- 1. Barca sukses maju ke set selanjutnya.

Momen sama kembali lagi berlangsung tahun kemarin. Yakni waktu Liverpool kalah tiga gol tanpa ada balas oleh team catalan, FC Barcelona, di Camp Nou. Beberapa kabar berita mass media menyebutkan jika Barcelona telah menginjakkan satu kakinya ke final. 

Sedikit lagi. Tinggal 45 menit lagi saja di putaran kedua yang perlu dilalui dengan aman. Kalah sebiji dua biji gol tidak apa-apa. Tetapi The Reds yang bermain di depan publiknya sendiri yakin dengan jargon ou'll Never Walk Alone. 

Supporter sang merah ada dibelakang sebelas pemain Liverpool FC. Apa yang terjadi? Liverpool demikian kesetanan serta membuat Lionel Messi cs seperti diajari langkah bermain sepabola dengan benar dan baik. 

El Barca menyerah empat gol tanpa ada balas. Walau sebenarnya ke-2 team saling bermain dengan situasi tim yang hampir sama dengan putaran pertama. Taktik juga seperti. 

Tetapi ketidaksamaan besarnya ialah Liverpool FC mempunyai supporter yang mengagumkan. Terus mengintimidasi beberapa pemain FC Barcelona semasa laga berjalan, serta sekaligus juga membakar semangat beberapa pemain Liverpool. Dapat dibuktikan peranan supporter memang tidak dapat disepelekan.

Ada banyak keluh kesah, kecemasan, serta perasaan hilang saat satu kesebelasan bermain tanpa ada pemirsa. Seperti waktu mereka jalani hukuman laga tanpa ada pemirsa atau sebab laga diarahkan. 

Atmosfer laga terasanya benar-benar tidak sama. Hingga sering banyak team ajukan banding ketika mendapatkan hukuman bermain tanpa ada pemirsa. Sebab bagaimanapun unsur psikologis suport supporter membuat laga sangat terasa tidak sama. Laga bertambah lebih hidup.

Sepakbola Jadi Semata-mata Mengenai Tehnis?

Mungkinkah sepakbola new normal ini jadikan segala hal serba tehnis? Jika sebelumnya kita seringkali lihat surprise saat team semenjana sukses menaklukkan team bertabur bintang di dalam bermain di depan pendukungnya sendiri, karena itu apa hal tersebut akan berlangsung di periode saat ini? 

Unsur supporter demikian memberi suntikan tenaga yang mengagumkan. Waktu supporter tidak lagi ada karena itu yang tentukan hasil akhir laga dapat jadi cuma taktik pelatih, kualitas pemain, serta peruntungan saja. 

Sepakbola bertambah lebih gampang ditebak dibanding awalnya. Mungkin pasar taruhan di luar sana akan tawarkan "biaya" yang lain.