Pelatih Tim nasional Indonesia Shin Tae Yong mengutarakan rasa kecewanya. Ia memandang PSSI tidak seperti loyalitas sebelumnya untuk memberikan dukungan penuh performanya. 

Jika telah ini kekhawatiran ada, jangan-jangan pelatih dari Korea Selatan itu akan memiliki nasib seperti pelatih Tim nasional Indonesia awalnya, yaitu Luis Milla.

Seperti dikabarkan kompas.com mencuplik media Korea Selatan Naver Sports Shin menjelaskan jika Ketua Umum PSSI, Mochamad Irawan menjelaskan ingin memberikan suport penuh pada program saya pada awal kontrak. "Tapi sikapnya beralih walau sebenarnya diawalnya seperti ingin (ia) memberikan suport penuh," kata Shin.

Bekas Pelatih Tim nasional Korea Selatan itu mengutarakan jika sarannya bawa tim nasional Indonesia U19 ke Korea Selatan tidak mendapatkan tanggapan positif. Kekesalan ini pasti jadi tanda-tanda jelek. Saya sendiri langsung ingat bagaimana PSSI memperlakukan Luis Milla.

Milla yang pelatih berkualitas itu rupanya pernah tidak digaji dalam beberapa saat spesifik saat melatih Tim nasional Indonesia. Hal tersebut membuat ramai serta mencoret PSSI serta sepak bola Indonesia. Perform PSSI yang memperlakukan Milla semacam itu membuat si pelatih selanjutnya sewot.

Sudah diketahui, sesudah Tim nasional Indonesia tidak berhasil di Asian Games 2018, Milla langsung pulang. Selanjutnya bobrok PSSI itu ada. Saya sendiri cemas jika sharing Shin jadi sinyal jelek serta dapat usai seperti Milla.

Tetapi, ada keuntungan saat Shin mengutarakan di saat-saat awal pelatihannya. Berarti, masih ada jalan buat Shin serta PSSI untuk bicara semakin intensif lagi. Selanjutnya, kembali lagi memperingatkan proses awal sebelum tanda-tangan kontrak.

Agen Togel Online Terbesar Proses Transaksi Terbaik

Karena itu, selekasnya PSSI berkomunikasi dengan Shin Tae Yong. Keinginannya pasti supaya performa Shin lebih bagus serta perform Tim nasional Indonesia bagus di AFF 2020. Harus diingat jika tempat AFF 2020 akan dikerjakan diakhir tahun ini, jadi memang sangat minim.

Tidak ada waktu buat PSSI untuk mengulur permasalahan serta sharing Shin itu. Ditambah lagi, Indonesia memang berkesempatan untuk AFF tahun ini. Karena, info yang berembus jika Thailand tidak akan begitu ngotot di AFF tahun ini. Mereka semakin mengutamakan pertandingan internal. Berarti, salah satunya kompetitor Indonesia melembek.

Tahun ini jadi peluang penting buat Indonesia untuk juara AFF. Karena, semenjak dikerjakan tahun 1996, Indonesia tidak pernah jadi juara. Paling banter cuma jadi runner up sampai 5 kali.

Yang ke-2, tidak kalah semakin penting lagi jika pada 2021, Indonesia akan jadi tuan-rumah Piala Dunia U-20. Tempat internasional itu harus disiapkan secara baik. Menurut saya, tidak ada kelirunya Shin dikasih ruangan kebebasan untuk lakukan kemauannya, termasuk juga tempat pemfokusan latihan.

Janganlah sampai di tempat internasional ini, Indonesia yang menjadi tuan-rumah justru gigit jemari. Minimal, berhasil lolos dari set luruh ialah perolehan yang lumayan bagus. Indonesia akhir kali bertanding di Piala Dunia U-20 tahun 1978.

Karena itu, persiapan yang masak serta kolaborasi di antara PSSI serta Shin cukup penting. Janganlah sampai sharing Shin ini terlalu lama. Cemasnya nasib MIlla akan diterima Shin, yaitu tidak berhasil capai sasaran dan disepak. Walau sebenarnya, membuat tim nasional tidak dapat cukup dengan satu 2 tahun. Ditambah lagi, perform Indonesia sedang tidak bagus.

Indonesia perlu mencontoh negara negara yang sepak bolanya maju. Jerman contohnya, benar-benar lama memakai Joachim Loew. Memang awalannya tidak berhasil, tetapi Jerman pada akhirnya dapat jadi juara PIala Dunia 2014